Indonesia
memang kaya akan budaya. Tak hanya budaya secara penampilan panggung saja,
namun juga mencakup cerita-cerita yang hadir dalam masyarakat.
Termasuk
pula dalam disiplin ilmu. Salah satunya yakni astronomi. Mungkin anda masih
bingung membayangkan hubungan antara budaya dan astronomi. Sebetulnya mudah
saja. Bagian yang dipelajari dalam astronomi diantaranya yakni bintang, bulan.
Dalam rasi bintang yang ada di langit saja sudah banyak versi cerita menurut
masyarakat di berbagai tempat. Misal cerita yang hadir mengenai Orion dan
Scorpion, dimana jika salah satu dari keduanya nampak benderang, maka satunya
meredup. Tak hanya itu, rasi-rasi bintang tersebut dahulu digunakan sebagai
penanda musim dan arah.
Berawal
dari sana, salah satu komunitas astronomi di Malang yakni KAPELA(Komunitas
Pengamat Langit) ingin mengenalkan astronomi ke masyarakat umum. KAPELA
sejatinya adalah wadah saling sharing astronomi bagi seluruh mahasiswa
Universitas Negeri Malang. Meskipun hanya terbatas dalam lingkup itu saja,
namun ketika melakukan pengamatan, boleh juga diikuti oleh umum.
Komunitas
berakun Instagram @kapela.um ini terbentuk atas kuatnya tekad memerjuangkan
astronomi di daerah khususnya Malang. Dibentuk oleh empat mahasiswa geografi UM
yakni Vika Nurul Karamah, Hendra Agus Prastyo, Sandy Ramadhani, dan Ali
Rodiansyah pada Februari 2015. Nama KAPELA sebetulnya juga terinsiprasi dari Rasi Bintang Capella, bintang paling terang di Rasi Auriga.
Lambat
laun, akhirnya mereka berhasil mengumpulkan mahasiswa-mahasiswa UM yang juga
memiliki ketertarikan yang sama. Kini sudah ada 56 anggota aktif dalam
komunitas yang berada dibawah naungan Malang Astronomy Club(MAC) ini. Tak
sebatas pada jurusan Fisika dan Geografi saja, tapi anggota KAPELA berasal dari
berbagai jurusan di UM.
Gejolak
aspirasi menyuarakan astronomi untuk lebih dikenalkan kepada para mahasiswa
sangat kuat. Sehingga bahan bakar tersebut mendorong roket KAPELA untuk mampu
melesat jauh. Dibawah kepemimpinan pemimpin ke-2, kapten Hendra Agus Prastyo,
para astronot amatir KAPELA ini telah mengibarkan bendera astronomi di bumi
Universitas Negeri Malang. Salah satunya yakni kegiatan sosialisi gerhana
matahari 9 Maret 2016 lalu. Berbekal poster dan kacamata matahari, para pejuang
langit tersebut mendatangi dan menjelaskan kepada para mahasiswa mengenai
segala sesuatu tentang fenomena tersebut.
Dengan
alat-alat yang dimiliki, para punggawa KAPELA siap mengagumi keindahan langit dengan
menggunakan teleskop reflector dan green laser. Pengamatan malam hari biasanya
dimulai ba’da Isya’ hingga Subuh di lapangan A2 Universitas Negeri Malang.
Pengamatan hanya dilakukan ketika ada event-event astronomis saja. Namun jangan
khawatir, karena setiap bulan setidaknya ada lebih dari 5 event.
Penulis
Almira
Sifak Fauziah Narariya
Peminat
astronomi yang tak hanya berkutat dengan astronomi.
0 komentar:
Posting Komentar