Picture: http://3.bp.blogspot.com/
Bermula
dari huruf. Terangkai menjadi kata. Menjelma rangkaian kalimat. Membentuk suatu
paragraf. Tercipta mahakarya, yang berpotensi mengubah dunia. Itulah kekuatan
kata-kata. Mengapa seperti itu? Simak ulasan opini dari dr. Dito Anurogo berikut!
Tiada
kata, tiada ilmu. Karena ilmu diwariskan melalui kata-kata yang ditulis melalui
pena. Tiada kata, tiada komunikasi. Tanpanya, dunia menjadi hening dan sunyi.
Kata-kata menjadi media paling efektif di dalam menyampaikan isi hati, gagasan,
maupun opini. Tiada kata, tiada makna. Hanya kata-kata bermakna yang berpotensi
menggerakkan peradaban, untuk kemudian mencerahkan dunia. Tiada kata, tiada
cinta. Cinta adalah getaran hati yang diekspresikan melalui kata. Seorang hamba
mengekspresikan cinta kepadaNya melalui doa. Doa adalah ratapan jiwa yang
kedahsyatannya mampu menggetarkan semesta. Melalui doa, manifestasi kata-kata
suci, semua yang mustahil menjadi mungkin, semua yang gelap menjadi
terang.
Melalui
kata, berbagai profesi berpotensi mencerahkan dunia. Sebagai contoh: Dokter
menasihatkan pola hidup sehat. Dengan nasihat itu, keluarga menjadi sehat.
Masyarakat menjadi kuat. Kesejahteraan bangsa meningkat. Persahabatan
antarbangsa menjadi semakin erat. Semua ini bermula dari kata.
Contoh
lain. Seorang Ilmuwan, menuliskan beragam pemikiran dan penemuannya dalam
jurnal. Jurnal itu menjadi sumber rujukan. Berbagai kebijakan tercipta
bersumber darinya. Teknologi pun menjadi semakin efektif dan efisien karenanya.
Semua ini bermula dari kata-kata yang tertulis. Melalui kata, semua diri kita,
mampu mengubah dunia ini menjadi lebih baik dan beradab. Itu mengapa 'kata' mampu cerahkan dunia!
Biodata Penulis:
Dito
Anurogo, dokter digital/online di detik.com, penulis 18 buku (Salah satunya:
“The Art of Medicine”, diterbitkan Gramedia, 2016), S2 IKD Biomedis FK UGM
Yogyakarta, ketua UKM Jurnal Paradigma HMP UGM, ketua forum kewirausahaan
sosial Yogyakarta – Jawa Tengah.
0 komentar:
Posting Komentar