Minggu, 14 Januari 2018



Tanah Surga Katanya, googlecom

Sinopsis:

Hasyim, mantan sukarelawan Konfrontasi Indonesia Malaysia tahun 1965 hidup dengan kesendiriannya. Setelah istri tercintanya meninggal, ia memutuskan untuk tidak menikah dan tinggal bersama anak laki-laki satu-satunya yang juga menduda, Haris dan dua orang anak Haris bernama Salman dan Salina. Hidup di perbatasan Indonesia Malaysia membuat persoalan tersendiri, karena masih didominasi oleh keterbelakangan dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Masyarakat perbatasan harus berjuang setengah mati untuk mempertahankan hidup mereka, termasuk keluarga Hasyim, namun kesetiaan dan loyalitasnya pada bangsa dan Negara membuat Hasyim bertahan tinggal.

Astuti, seorang guru sekolah dasar di kota datang tanpa direncanakannya. Ia mengajar di sekolah yang hampir roboh karena setahun tidak berfungsi. Tak lama berselang dr. Anwar, seorang dokter muda datang ke daerah itu, karena tidak mampu bersaing sebagai dokter professional di kota. Salman dan Salina gembira hatinya karna kedatangan guru Astuti dan dr. Anwar, yang oleh penduduk dikenal dengan sebutan dokter intel.

Haris anak Hasyim, memilih hidup di Malaysia karena menurutnya Malaysia jauh lebih memberi harapan bagi masa depannya. Dia juga bermaksud mengajak seluruh keluarga pindah ke Malaysia termasuk bapaknya. Haris mencoba membujuk ayahnya untuk pindah ke Malaysia dengan alasan di sana lebih menjanjikan secara ekonomi dibandingkan tetap tinggal di wilayah Indonesia. Hasyim bersikeras tidak mau pindah. Baginya kesetiaan pada bangsa adalah harga mati. Persoalan semakin meruncing ketika Hasyim tahu bahwa Haris ternyata sudah menikah dengan perempuan Malaysia dan bermaksud mengajak Salman dan Salina. Salman yang dekat dengan sang kakek memilih tetap tinggal di Indonesia.

Hasyim sakit. Dr Anwar berusaha memberikan perawatan dan obat yang lebih rutin. Namun, keterbatasan sarana dan obat, membuat kondisi Hasyim memburuk. Dr Anwar memutuskan untuk membawa Hasyim ke rumah sakit kota. Dengan uang hasil kerja Salman, Hasyim dibawa pakai perahu. Mereka berangkat ditemani oleh Astuti dan dr. Anwar. Di tengah perjalanan nyawa Hasyim tidak tertolong. Ia meninggal bersamaan dengan pekik dan sorak sorai Haris atas kemenangan kesebelasan Malaysia atas Indonesia.

IDENTITAS DAN TOKOH FILM
Tanah Surga Katanya

Sutradara             :    Herwin Novianto
Produser              :    Deddy Mizwar, Gatot Brajamusti, dan Bustal Nawawi
Tahun Produksi   :    2012
Durasi                  :    90 menit
Pemain                 :    Osa Aji Santoso, Fuad Idris, Ence Bagus, Astri Nurdin, Tissa Biani Azzahra, Ringgo Agus Rahman, dan Andre Dimas Apri

Tokoh Utama dan konflik
a.         Salman
Salman sangat mencintai tanah airnya. Ia menganggap Indonesia adalah tanah surga yang memiliki banyak sumber daya alam yang seharusnya mampu menyejahterakan seluruh rakyatnya. Namun, ia masih hidup dibawah garis kemiskinan dan tinggal di perbatasan Indonesia yang kurang diperhatikan oleh pemerintah. Salman ditinggalkan oleh ayah dan adiknya pindah ke Malaysia, tempat yang lebih makmur daripada daerahnya. 
Ia tinggal bersama kakeknya yang sakit-sakitan. Ia bekerja keras mengantarkan kerajinan ke Malaysia, demi mengais ringgit untuk pengobatan kakeknya.
b.         Kakek Hasyim
Hasyim adalah seorang mantan pejuang Indonesia, yang mempertahankan wilayah Indonesia dari serangan Malaysia. Ia prihatin melihat anak dan cucu perempuannya yang pindah ke Malaysia karena hidupnya lebih makmur di negara yang pernah ia lawan itu, sehingga ia sakit-sakitan. Padahal Hasyim selalu menceritakan kekayaan dan kebesaran Indonesia kepada cucu-cucunya.
c.          Dokter Anwar
Seorang dokter yang mengabdikan diri di perbatasan wilayah Indonesia-Malaysia. Ia prihatin dengan kondisi masyarakat perbatasan yang tidak mengenal dengan baik negaranya sendiri, bahkan menggantungkan diri kepada negara lain.
Dokter Anwar adalah orang yang menolong kakek Hasyim di saat-saat kritisnya. Ia pula yang membukakan pemikiran Salman, bahwa Indonesia ini sungguh negara yang kaya, namun perlu masih diolah dengan baik agar memberikan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.



Kesan penulis saat menonton film Tanah Surga, Katanya...
Menonton film ini seolah menghantarkan kita pada suatu spirit nasionalisme yang sering terabaikan. Pesan-pesan nasionalisme disampaikan dalam dialog-dialog yang menggelitik naluri kebangsaan kita sebagai rakyat Indonesia. Rasa haru tanpa disadari memancing air mata saat menonton film yang disutradarai Herwin Novianto ini.

Penulis: Junilawata Resdia

0 komentar:

Posting Komentar

Menusa Community

Menusa Community

NULIS BABE NEWS

Jadi Jutawan Cuma Modal Nulis
Mengintip Nusantara. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Pengunjung

Projek Kami

Sekolah Online Menusa Community

Jenis Tulisan

Email Kami

Kirimkan kritik dan saran anda ke mengintip nusantara redaksi di mengintipnusantararedaksi@gmail.com

Tim Menusa

Tim Menusa
Semua isi web ini dikelola oleh tim menusa creative management. Hubungi Menusa Creative Management sebagai media partner anda. 08992458233