doc. from Almira, Mengintip Nusantara
Hirup sejuk angin pagi membawa kesegaran dan semangat untuk kembali menjalani rutinitas. Ya, tepatnya rutinitas yang dijalani para relawan Ruang Sinau 3 di setiap Sabtunya. Ruang Sinau adalah salah satu project tahunan Turun Tangan Malang dalam bidang pendidikan. Tujuannya yakni untuk membantu SD di Malang dalam tenaga pendidikan, baik akademik maupun non-akademik. Menjelang akhir 2016 ini, Ruang Sinau sudah menginjak yang ketiga. Nah, kali ketiga Ruang Sinau ini dilaksanakan di SD-SMP Satu Atap Donowarih, kecamatan Karangploso, kabupaten Malang, Jawa Timur. Lokasinya tak jauh dari kota Malang. Jika ditempuh dengan motor dengan kecepatan rata-rata bisa menghabiskan waktu kurang dari 1 jam. Di SD-SMP Satu Atap Donowarih ini, ada dua jenjang sekolah, yaitu SD Negeri Donowarih 2 Karangploso dan SMP Negeri 2 Karangploso.
Tiga bulan di Ruang Sinau 3 kali ini dititikberatkan pada pendidikan non-akademik, tepatnya keterampilan. Harapannya, adik-adik disini bisa mengembangkan bakat dan minatnya dengan bantuan dari kakak-kakak relawan disamping pemberian pendidikan akademik oleh guru di sekolah. Ada tujuh kelas keterampilan yang disediakan di Ruang disini. Ketujuh kelas tersebut yakni menulis, menggambar, sepak bola, bola voli, paduan suara, bahasa inggris, dan menari. Para murid antusias sekali dalam belajar di setiap minggunya.
Hingga tiba saat dimana project harus diakhiri, tepatnya pada 17 Desember 2016. Kini, para murid telah memiliki percaya diri dan kemampuan yang mumpuni untuk menunjukkan bakat dan minatnya di hadapan teman, guru, dan para wali murid. Ya, di akhir program ini diadakan acara pentas seni yang juga bertepatan dengan pembagian rapor kepada wali murid.
Hiasan kertas warna-warni di gerbang sekolah dan dekorasi panggung yang apik nan meriah memberi nyawa yang lebih pada halaman sekolah yang nampak kering tersebut. Tepat pukul 10.00 WIB acara pentas seni dimulai. Layaknya acara sekolah lainnya, acara dibuka dengan sambutan kepala sekolah. Dalam sambutannya, kepala sekolah berpesan bahwa semoga adik-adik disini bisa menyerap dan memanfaatkan ilmu yang telah diajarkan oleh kakak-kakak relawan dengan baik.
Acara dilanjutkan dengan penampilan dari ketujuh kelas keterampilan di Ruang Sinau 3 ini. Penampilan pertama datang dari kelas bahasa inggris. Kali ini, kelas bahasa inggris menyuguhkan pembacaan surat berbahasa inggris yang berjudul “A Letter to Teacher”. Selanjutnya disusul oleh kelas menggambar. Kali ini kelas menggambar tidak menampilkan pagelaran pentas yang atraktif. Namun, yang ditampilkan adalah kreasi gambar dari para murid, yaitu lukisan layang-layang yang sekaligus dibawakan dengan nyanyian oleh kelas paduan suara.
Selain menyanyikan lagu layang-layang yang dikolaborasikan dengan kelas menggambar, juga disenandungkan lagu Hymne Guru, Satu Nusa Satu Bangsa, dan Ampar-Ampar Pisang. Harapannya, agar anak-anak tetap bisa menyanyikan lagu-lagu wajib nasional, lagu daerah, dan lagu anak-anak disamping sudah semakin menjalarnya lagu kekinian yang mereka sering nyanyikan. Dari kelas menulis menampilkan puisi yang dibawakan oleh dua murid kelas 2 dan 3 dengan judul “Guruku” dan dua murid kelas 2 SMP yang berjudul “Pelajaran Tata Bahasa dan Mengarang” karya Taufiq Ismail. Kelas menari mengerahkan penari-penari manis dan gemulainya untuk membawakan tarian Ongkek Manis yang memukau para penonton. Untuk kelas sepak bola, bola voli, bahasa inggris, dan menggambar seminggu sebelum pentas seni telah melakukan kompetisi. Sehingga di pentas seni kali ini hanya diumumkan siapa juaranya dan pemberian hadiah. Acara ini ditutup dengan menyanyikan lagu Laskar Pelangi bersama-sama dan juga flashmob dance gummy bear yang dipandu oleh kakak-kakak relawan bahasa inggris.
Kemeriahan tidak hanya terbatas dengan gema acara di panggung, tapi juga di salah satu sudut ruang kelas. Memang ada satu ruang yang dikhususkan untuk pameran. Didalamnya, siapapun bisa melihat rangkaian kegiatan para murid dan relawan setiap Sabtu dalam tiga tersebut. Selain itu, juga ada dongeng session yang dibawakan oleh komunitas Gendong Malang. Dalam kisahnya kali ini, pesan moral yang disampaikan yaitu adik-adik harus belajar dengan sungguh-sungguh supaya berhasil dan tidak menyontek pekerjaan teman.
Ilmu itu tidaklah instan, mari menebar benih itu sedini mungkin agar tidak terlambat untuk menikmati hasilnya. Juga sebab keterampilan akan memberi nilai lebih pada seseorang, maka mari bersama-sama menyalurkan keterampilan yang kita miliki untuk sekitar yang lebih baik. Ayo, turun tangan !
Penulis
Almira Sifak Fauziah Narariya
Peminat astronomi yang tak hanya berkutat dengan astronomi.